Selasa, 13 Mei 2014

KONTAK

Nama : MUNIR
Phone : +6281 3299 62400
Pin : 32D690AA
Email : munir_yuja@yahoo.co.id
FB : www.facebook.com/teukumoeniersyahputrayuja
Twitter : @moenier_khan

Jumat, 31 Januari 2014

Biografis

MUNIR
MUNIR lahir alue bili Glumpang, Kecamatan Baktiya, Kabupaten Aceh Utara.(NAD). Di keluarga yang sangat sederhana anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan M.YUNUS dan JAMILAH, Semenjak kecil saya sudah di tempa dalam alam revolusi. Jiwa perjuangannya tumbuh lebih dini dari anak seusia nya. Peristiwa Darurat Militer yang bersejarah di aceh pun tidak lepas pula saya rasakan pada masa itu. Padahal, kala itu usia saya 13 tahun baru duduk bangku sekolah menengah pertama (SMP). Tak heran di usia belia saya harus merasakan kekejeman penguasa Darurat Militer. Walu pun begitu bagi saya berkomitmen untuk mencintai ilmu tetap ter pateri. Kecintaan itu sebenarnanya telah tertanam semenjak kecil, sebagaimana lazimnya anak yang tumbuh dalam keluarag taat beragama, selepas sekolah siang malam mengkaji pelajaran agama. Hingga pada tahun 2000 saya masuk Sekolah Menengah Umum ( SMU ). Tahun 2003 dengan terpaksa hijrah kejakarta demi menghindari beragam fitnah dan siksaan penguasa darurat militer. Pada itu pula saya di jakarta bekerja mencari uang demi untuk meringankan beban ekonomi orang tua. Tahun 2005 saya masuk perguruan tinggi swasta di jakarta, setahun kemudian saya melanglang buana tanpa tujuan ke depan, dikarenakan saya keluar dari perguruan tinggi untuk menghindari kesalahpahaman dengan pimpinan yayasan tempat saya tinggal, pada tahun itu pula saya lari ke jawa untuk menjadi Relawan gempa jogya dan pada tahun itu juga munir mengkaji tafsir al-Quran sambil menunggu informasi untuk mendapatkan perguruan tinggi yang baru. Pada tahun 2006 saya mendapat perguruan tinggi, saya daftar  mahasiswa baru, dan pada tahun itu pula saya melalui aktif kuliah lagi, meski pun perjalanan Studi serat terpaan, namun ternyata memberikan banyak hikmah berharga, pelarian ke tanah jawa ternyata lebih mematangkan diri sebagai seorang pejuang. Betapa tidak, pelarian tersebut menghantarkan saya kenal dengan tokoh-tokoh yang membantu saya selama di jawa. Tak heran bila kemudian saya banyak belajar dan menyerap pemikiran para tokoh- tokoh. Keberadaan saya di Jawa untuk memanfaatkan belajar dan merintis kembali ilmu yang sudah lama vakum.


Curriculum Vitae
Ô  BiodBiodata
Nama  Lengkap                     :  MUNIR
Tanggal & Tempat Lahir     : Alue Bili Glumpang, 06 februari
Jenis Kelamin                        : Laki-laki
Alamat Rumah                       : Jln Medan – B,Aceh, Alue Bili Glumpang, Kec.Baktiya, Kab, Aceh Utara  (NAD)
Alamat Cost                           : Tanuragan Rt 01/ Rw 02 Gonilan,Sukoharjo
Nomor Hp                              : +62813 2996 2400
Email                                      :  agam_147gb@yahoo.com
Pendidikan Terakhir           : SMA
Motto Hidup                          :  Ingat Kepada Allah, Niscaya Allah akan ingat kepada kita
Ô    PenPendidikan Formal
Tahun:
2006 – Sekarang : Mahasiswa Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2005                    : Fakultas Agama/Jurusan Tarbiyah (baru menjalani 2 semester) Univ. Islam As-Syafi’iyah (UIA), Jakarta Timur (Jakarta)
2003                  :SMU Neg 1 Baktiya, Aceh Utara NAD
2000                    :SLTP Neg 3 Baktiya, Aceh Utara NAD
1997                    :SDN 20 Baktiya
Ô    PenPengalaman Organisasi Kemahasiswaan
Tahun:
2008 - 2009                            : DPM Fakultas Geografi Univesitas Muhammadiyah Surakarta
2007 - 2008                            : KMPA Giri Bahama (Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam Geografi)
2006 - 2007                            : Jaringan Relawan Muslim ( Jarmi )

Ô  PenPengalaman Pelatihan yang pernah diikuti
Tahun:
2006    : Baitul Arqom Universitas Muhammadiyah Surakarta
2006    : Diklat SAR KMPA Giri Bahama ( Keluarga mahasiswa Pencinta Alam )
2005    : Latihan Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)  Jatiwaringin
2005  : Latihan Dasar Kemimpinan Mahasiswa Islam, Fakultas Islam,        Universitas  Islam  As-Syafi`Iyah  Jakarta
Ô  PertPertemuan Ilmiah
Tahun
2007           : Lembaga Pengembangan Ilmu-Ilmu Dasar (LPID) Universitas Muhammadiyah         Surakarta
2009           : Seminar Nasional “Layakkah Jendral Besar TNI (purn) HM. Soeharto Medapat Gelar           Pahlawan Nasional”
2009           : Seminar Nasional “ Fenomena Banjir dan Relokasi Penghuni Bantaran Sungai Bengawan Solo”

Ô  PenPengalaman Kerja
Tahun
2003           : Operator Wartel, Jagakarsa,Jakarta Selatan.
2007           : PT. CV Nusa Percetakan Al_QUR’AN (Finishing) Surakarta.
  


Rabu, 29 Januari 2014

Laksamana Armada Perang Perempuan Pertama Di Dunia

Laksmana Keumala Hayati
"Nama Keumalahayati atau Malahayati mudah ditemukan di literatur Barat maupun China. Di Indonesia, dia memang tidak sepopuler Cut Nyak Dien, namun oleh peneliti barat, Malahayati disejajarkan dengan Semiramis, Permaisuri Raja Babilonia dan Katherina II, Kaisar Rusia ..."

Wanita Aceh yang satu ini bukanlah Pendekar Komik dari Negeri Antah berantah. Ia benar-benar ada. Malahayati namanya. Ia seorang Laksamana (Panglima Perang) Kerajaan Aceh. Malahayati adalah figur yang banyak muncul dalam cacatan penulis asing dan bangsa Indonesia sendiri. Malahayati, nama aslinya adalah Keumala Hayati , hidup di masa Kerajaan (Kesultanan) Atjeh dipimpin oleh Sultan Alaiddin Ali Riayat Syah IV yang memerintah antara tahun 1589-1604 M. Malahayati pada awalnya adalah dipercaya sebagai kepala pengawal dan protokol di dalam dan luar istana. Karir militernya menanjak setelah kesuksesannya “menghajar ” kapal perang Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Cornelis de Houtman yang terkenal kejam. Bahkan Cornelis de Houtman tewas ditangan Malahayati pada pertempuran satu lawan satu di geladak kapal pada 11 September 1599.

 Akhirnya beliau diberi anugerah gelar Laksamana . Dan beliaulah Laksamana Perempuan Pertama Di Dunia. Beliau juga sukses menghalau Portugis dan Inggris masuk ke Aceh. Ia berasal dari keturunan sultan. Ayahnya, Mahmud Syah ,seorang laksamana. Kakeknya dari garis ayah, juga seorang laksamana bernama Muhammad Said Syah putra Sultan Salahuddin Syah yang memerintah tahun 1530-1539. Sultan Salahhuddin sendiri putera Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530), pendiri kerajaan Aceh Darussalam. Dilihat dari asal keturunannya,darah meliter berasal dari kakeknya. Kisah Laksamana Malahayati walaupun tidak banyak, semua bercerita tentang kepahlawanannya. Pada saat dibentuk pasukan yang prajuritnya terdiri dari para janda yang kemudian dikenal dengan nama pasukan Inong Balee, Malahayati adalah panglimanya (suami Malahayati sendiri gugur pada pertempuran melawan Portugis). Pembentukan pasukan wanita yang semuanya janda yang disebut Armada Inong Bale itu merupakan ide Malahayati .

 Maksud dari pembentukan pasukan wanita tersebut adalah agar para janda tersebut dapat menuntut balas kematian suaminya. Laskar tersebut dinamai Laskar Inong Balee atau yang bermakna Laskar para Janda pahlawan. Beranggotakan 2000 orang prajurit perempuan. Pasukan tersebut mempunyai benteng pertahahanan. Sisa – sisa benteng Inong bale masih ada di Teluk Kreung Raya. Karir militer Malahayati terus menanjak hingga ia menduduki jabatan tertinggi di angkatan laut Kerajaan Aceh kala itu. Sebagaimana layaknya para pemimpin jaman itu, Laksamana Malahayati turut bertempur di garis depan melawan kekuatan Portugis dan Belanda yang hendak menguasai jalur laut Selat Malaka. Di bawah kepemimpinan Malahayati , Angkatan Laut Kerajaan Aceh terbilang besar dengan armada yang terdiri dari ratusan kapal perang. Adalah Cornelis de Houtman,orang Belanda pertama yang tiba di Indonesia,pada kunjungannya yang ke dua mencoba untuk menggoyang kekuasaan Aceh pada tahun 1599.

 Cornelis de Houtman yang terkenal berangasan,kali ini ketemu batunya. Alih-alih bisa meruntuhkan Aceh, Armadanya malah porak poranda digebuk armada Laksamana Malahayati. John Davis, seorang berkebangsaan Inggris, nahkoda di sebuah kapal Belanda yang mengunjungi Kerajaan Aceh pada masa Malahayati menjadi Laksamana. melaporkan, Kerajaan Aceh pada masa itu mempunyai perlengkapan armada laut terdiri dari 100 buah kapal perang, diantaranya ada yang berkapasitas 400 - 500 penumpang. Masa itu Kerajaan Aceh memiliki angkatan perang yang kuat. Selain memiliki armada laut, di darat ada pasukan gajah. Kapal-kapal tersebut bahkan juga ditempatkan didaerah-daerah kekuasaan Aceh diberbagai tempat. Kekuatan Keumalahayati mendapat ujian pertamakalinya ketika terjadi kontak senjata antara Aceh dengan pihak Belanda.

Pada tanggal 21 Juni 1599, dua kapal Belanda yang dipimpin dua bersaudara Coernelis de Houtmandan Federick de Houtman berlabuh dengan tenang di Aceh. Laksamana Malahayati dan pasukannya menyergap armada cornelis de houtman yg coba berlabuh di pantai aceh, dalam penyergapan tersebut cornelis de houtman tewas di tangan Malahayati dan beberapa anak buahnya juga terbunuh. Sedangkan Federick de Houtman ditawan dan dijebloskan ketahanan Kerajaan Aceh. Sesuatu yang menggegerkan bangsa Eropa dan terutama Belanda sekaligus menunjukkan kewibawaan Laksamana Keumalahayati ketika Mahkamah Amsterdam menjatuhkan hukuman denda kepada Van Caerden sebesar 50.000 gulden yang harus dibayarkan kepada Aceh. Uang sejumlah itu benar-benar dibayarkan kepada yang berhak.

 Denda tersebut adalah buntut tindakan Paulus van Caerden ketika datang ke Aceh menggunakan dua kapal, menenggelamkan kapal dagang Aceh serta merampas muatannya berupa lada, lalu pergi meninggalkan Aceh. Selain armada Belanda, Laksamana Malahayati juga berhasil menggebuk armada Portugis. Reputasi Malahayati sebagai penjaga pintu gerbang kerajaan dan menguasai pintu selat malaka membuat Inggris yang belakangan masuk ke wilayah ini memilih untuk menempuh jalan damai. Surat diplomasi dari Ratu Elizabeth I yang dibawa oleh James Lancaster untuk Sultan Aceh bertujuan membuka izin akses jalan melalui selat malaka bagi armada dagang Inggris untuk menuju Jawa dan membuka pos dagang di Banten. Keberhasilan menempuh jalan damai ini membuat James Lancaster dianugerahi gelar bangsawan sepulangnya ia ke Inggris.

Peristiwa penting lainnya selama Malahayati menjadi Laksamana adalah ketika ia mengirim tiga utusan ke Belanda, yaitu Abdoelhamid , Sri Muhammad dan Mir Hasan ke Belanda. Ketiganya merupakan duta-duta pertama dari sebuah kerajaan di Asia yang mengunjungi negeri Belanda. Ketika Negara-negara maju berkoar masalah kesetaraan gender terutama terhadap Negara berkembang dewasa ini, wilayah nusantara telah lama meng-implementasikan kesetaraan gender yang luar biasa. Dialah Laksamana Malahayati Laksamana perang wanita pertama di dunia. Setelah wafat Malahayati dimakamkan tidak jauh dari Benteng Inong Balee, sekitar 3 Km dari benteng berada diatas bukit. Lokasi makam pada puncak bukit, merupakan salah satu bentuk penghormatan terhadap tokoh yang dimakamkan. Penempatan makam di puncak bukit kemungkinan dikaitkan dengan anggapan bahwa tempat yang tinggi itu suci.
Kiprah Malahayati makin mengukuhkan bahwa peran wanita tidak bisa dikesampingkan. Wanita sesungguhnya memiliki kekuatan yang tak kalah dengan pria. Namun memang, implementasinya memang tidak bisa seperti zaman penjajahan dulu. Di zaman sekarang, kekuatan wanita ditunjukkan melalui perannya dalam masyarakat, terutama dalam menjalankan karir maupun usahanya. Wanita kini tak lagi hanya berkutat di dapur, sumur dan kasur, tetapi bisa menunjukkan performa terbaik di dalam pekerjaannya tanpa mengesampingkan kodratnya sebagai istri sekaligus ibu.
Banyak cacatan orang asing tentang Malahayati . Kehebatannya memimpin sebuah angkatan perang ketiga itu diakui oleh negara Eropa, Arab, Cina dan India. Namanya sekarang melekat pada kapal perang RI, KRI Malahayati, Kama Kampus, Nama Pelabuhan, Nama Jalan, Nama Rumah Sakit dan Sebagainya.

http://www.youtube.com/watch?v=fiSfinnvKng

Kamis, 26 Desember 2013

Ikatan Mahasiswa Aceh Surakarta Gelar doa Bersama Mengenang 9 tahun gempa dan Tsunami Aceh




Suasana Doa Bersama IMASKA
Sekitar 30 Mahasiswa Aceh Solo yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Aceh Se-Surakarta (IMASKA) Melaksanakan shalat magrib berjamaah dan dilanjutkan dengan menggelar doa bersama dan yasinan untuk mengenang para korban Gempa dan Tsunami di Asrama Serambi Aceh-Solo pada tanggal 26 Desember 2013 pukul 18.00 Wib.
Doa bersama ini di pimpin oleh Maris Syaputra,sejumlah Mahasiswa terlihat kusyuk dan beberapa Mahasiswi sampai meneteskan air mata.
Ketua IMASKA, Ramzi, Mengatakan Acara sederhana ini di maksud kan untuk mengirim kan doa kepada para korban Gempa dan Tsunami yang melanda serambi mekkah sembilan tahun silam. meski jauh dari tanah Aceh bukan berarti kami melupakan Aceh dan tidak mengirimkan doa untuk para syuhada gempa dan tsunami aceh, pungkas mahasiswa jurusan syariah Universitas Muhammadyah Surakarta  ini.
Senada  dengan Ramzi,Humas IMASKA, fery afrizal menambahkan, "melihat semakin banyaknya mahasiswa aceh yang berdatangan ke kota solo ini, kami sangat mengharapkan agar kedepannya mahasiswa aceh solo bisa memiliki sebuah asrama mahasiswa agar kebersamaan ini semakin terjalin dengan baik''.
IMASKA sendiri merupakan wadah persatuan mahasiswa aceh yang sedang menempuh studi di kota Begawan Solo, dengan spirit membangun kebersamaan dan sebagai bentuk upaya melestarikan kebudayaan aceh di tanah perantauan, sejumlah mahasiswa aceh di kota solo membidani lahirnya Ikatan Mahasiswa Aceh Se-Surakarta ini. kedepannya  diharapkan mahasiswa Aceh di kota Solo bisa mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah Aceh. 
Selama ini mahasiswa Aceh -Solo tidak mendapatkan perhatian dari Pemda Aceh seperti mahasiswa aceh di kota lainnya di indonesia. Saat ini mahasiswa aceh solo menggunakan sebuah rumah kontrakan sederhana yang memiliki dua kamar dan sebuah ruang tamu sebagai  asrama yang dinamai asrama serambi aceh.
Asrama serambi Aceh ini ditempati oleh 8 mahasiswa sementara mahasiswa lainnya tersebar dibeberapa tempat titik kost diseputaran kampus UMS. mahasiswa-mahasiswa ini mengambil studi di beberapa Universitas di Surakarta seperti Universitas Muhammadiyah Surakarta, IAIN Surakarta, Universitas Sebelas Maret dan Politeknik  Kesehatan Surakarta serta tersebar disegala jurusan.

Kamis, 05 Desember 2013

Sejarah Aceh Dijuluki Serambi Mekkah


Baiturrahman Atjeh
Negeri Aceh pada abad ke 15 M pernah mendapat gelar yang sangat terhormat dari umat Islam nusantara. Negeri ini dijuluki “Serambi Makkah” sebuah gelar yang penuh bernuansa keagamaan, keimanan, dan ketaqwaan. Menurut analisis pakar sejarawan, ada 5 sebab mengapa Aceh menyandang gelar mulia itu.

Pertama, Aceh merupakan daerah perdana masuk Islam di Nusantara, tepatnya di kawasan pantai Timur, Peureulak, dan Pasai. Dari Aceh Islam berkembang sangat cepat ke seluruh nusantara sampai ke Philipina. Mubaligh-mubaligh Aceh meninggalkan kampung halaman untuk menyebarkan agama Allah kepada manusia. Empat orang diantara Wali Songo yang membawa Islam ke Jawa berasal dari Aceh, yakni Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ngampel, Syarif Hidayatullah, dan Syeikh Siti Jenar.

Kedua, daerah Aceh pernah menjadi kiblat ilmu pengetahuan di Nusantara dengan hadirnya Jami’ah Baiturrahman (Universitas Baiturrahman) lengkap dengan berbagai fakultas. Para mahasiswa yang menuntut ilmu di Aceh datang dari berbagai penjuru dunia, dari Turki, Palestina, India, Bangladesh, Pattani, Mindanau, Malaya, Brunei Darussalam, dan Makassar.

Ketiga, Kerajaan Aceh Darussalam pernah mendapat pengakuan dari Syarif Makkah atas nama Khalifah Islam di Turki bahwa Kerajaan Aceh adalah “pelindung” kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Nusantara. Karena itu seluruh sultan-sultan nusantara mengakui Sulatan Aceh sebagai “payung” mereka dalam menjalankan tugas kerajaan.

Keempat, daerah Aceh pernah menjadi pangkalan/pelabuhan Haji untuk seluruh nusantara. Orang-orang muslim nusantara yang naik haji ke Makkah dengan kapal laut, sebelum mengarungi Samudra Hindia menghabiskan waktu sampai enam bulan di Bandar Aceh Darussalam. Kampung-kampung sekitar Pelanggahan sekarang menjadi tempat persinggahan jamaah haji dulunya.
Kelima, banyak persamaan antara Aceh (saat itu) dengan Makkah, sama-sama Islam, bermazhab Syafi’i, berbudaya Islam, berpakaian Islam, berhiburan Islam, dan berhukum dengan hukum Islam. Seluruh penduduk Makkah beragama Islam dan seluruh penduduk Aceh juga Islam. Orang Aceh masuk dalam agama Islam secara kaffah (totalitas), tidak ada campur aduk antara adat kebiasaan dengan ajaran Islam.

SUMBER: #kabar aceh

Perjalanan Pertama Orang Prancis ke Hindia-Timur

Orang Indonesia N Orang Prancis


Pelayaran Verrazane dan pierre caunay dari honfleur kesumatra 1526-1529
Pada 15 juna 1926 dua kapal di bawah kemimpinan Verrazane meninggalkan pelabuhan honfleur Normandi,Prancis. Dengan tujuan mencapai kepulauan rempah yang mansyur mengikuti jalur pelayaran melalui samudar fasifik yang baru ditemukan 1519-1520 oleh Magellan. Setelah gagal mencapai tanjung Magellan.Verrazane memutuskan untuk menuruskan perjalanannya dan menyebrangi bagian selatan samudra atlantik barat, lalu memasuki samudara hindia, dengan mengikuti tiupan angina timur, keberhasilan yang baru akan terulang lagi pada awal abad ke-18. Tapi, para awak kapal yang sudah kelelahan dan tidak mendapatkan bayaran dalam perjalanan yang sia-sia itu memutuskan untuk memberontak. Mereka menuntut agar paling tidak satu di antara dua kapal itu tidak melanjutkan perjalanan lebih jauh lagi. Akhirnya pada musim panas 1527, awak kapal itu melihat garis pantai Sumatra. Pelayaran tersebut di lakukan dua tahun sebelum pelayaran parmenteir bersaudara yang di akui sebagai orang prancis pertama yang berhasil mencapai Hindia-timur.
Ketika menginjak kakinya di aceh, para pelaut prancis disambut dingin dan jumlah awak kapal termasuk kapten kapal terbunuh dalam pertempuran dalam mealawan orang-orang pribumi. Tewasnya orang penting yang dapat memimpin perjalanan kapal dengan baik merupakan pertanda buruk bagi perjalanan pulang mereka. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan hingga kepulauan Maluku yang masyur dan kembali keperancis dengan mengambil jalan barat yang lebih singkat. Kapal berhasil melewati kepulauan Maladewa. Akhirnya orang-orang perancis tersebut menjadi orang pertama yang sampai di pulau besar madagaskar . sayangnya, pada saat mereka memutuskan untuk meneruskan perjalanan, pada akhir tahun 1527. Kapal mereka terdampar di pasir pantai dan tidak mungkin lagi di pindahkan. Sebanyak dua belas pelaut yang terdampar membangun rakit darurat dari rerentuhan kapal dengan putus asa. Mereka terserat arus kea rah pantai Mozambik. Pada 18 juni 1528, para pelaut yang telah kehabisan tenaga itu tiba di sana dengan pakaian compang-camping dan hanya memiliki persediaan makanan sisa yang kurang layak.
Orang-orang prancis di tangkap oleh orang portugis. Setelah itu, kita kehilangan jejak mereka . Namun demikian, Verrazane yang berhasil kembali ke prancis menyewa kapal lain yang bernama La Mariedu Bon secours di bawah Kapten Jean Breuihly de Fumay dan di bantu oleh seseoarang mualim portugis. Kapal tersebut di kirim kepada tempat 0arang-orang terdampar untuk menemukan mereka yang selamat. Ia berhasil mencapai tanjung harapan, kemudian pulau ZanZibar. Kemudian kapal tertangkap oleh piha berwewenang Portugis pada saat mencapai pantai India. Awak dan harta yang di angkutnya hilang.
Belum jera dengan kegagalannya tersebut,  pada tahun 1529 juragan kapal besal Jean Ango memutuskan untuk sekali lagi membiayai perjalanan berikutny.