Kamis, 26 Desember 2013

Ikatan Mahasiswa Aceh Surakarta Gelar doa Bersama Mengenang 9 tahun gempa dan Tsunami Aceh




Suasana Doa Bersama IMASKA
Sekitar 30 Mahasiswa Aceh Solo yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Aceh Se-Surakarta (IMASKA) Melaksanakan shalat magrib berjamaah dan dilanjutkan dengan menggelar doa bersama dan yasinan untuk mengenang para korban Gempa dan Tsunami di Asrama Serambi Aceh-Solo pada tanggal 26 Desember 2013 pukul 18.00 Wib.
Doa bersama ini di pimpin oleh Maris Syaputra,sejumlah Mahasiswa terlihat kusyuk dan beberapa Mahasiswi sampai meneteskan air mata.
Ketua IMASKA, Ramzi, Mengatakan Acara sederhana ini di maksud kan untuk mengirim kan doa kepada para korban Gempa dan Tsunami yang melanda serambi mekkah sembilan tahun silam. meski jauh dari tanah Aceh bukan berarti kami melupakan Aceh dan tidak mengirimkan doa untuk para syuhada gempa dan tsunami aceh, pungkas mahasiswa jurusan syariah Universitas Muhammadyah Surakarta  ini.
Senada  dengan Ramzi,Humas IMASKA, fery afrizal menambahkan, "melihat semakin banyaknya mahasiswa aceh yang berdatangan ke kota solo ini, kami sangat mengharapkan agar kedepannya mahasiswa aceh solo bisa memiliki sebuah asrama mahasiswa agar kebersamaan ini semakin terjalin dengan baik''.
IMASKA sendiri merupakan wadah persatuan mahasiswa aceh yang sedang menempuh studi di kota Begawan Solo, dengan spirit membangun kebersamaan dan sebagai bentuk upaya melestarikan kebudayaan aceh di tanah perantauan, sejumlah mahasiswa aceh di kota solo membidani lahirnya Ikatan Mahasiswa Aceh Se-Surakarta ini. kedepannya  diharapkan mahasiswa Aceh di kota Solo bisa mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah Aceh. 
Selama ini mahasiswa Aceh -Solo tidak mendapatkan perhatian dari Pemda Aceh seperti mahasiswa aceh di kota lainnya di indonesia. Saat ini mahasiswa aceh solo menggunakan sebuah rumah kontrakan sederhana yang memiliki dua kamar dan sebuah ruang tamu sebagai  asrama yang dinamai asrama serambi aceh.
Asrama serambi Aceh ini ditempati oleh 8 mahasiswa sementara mahasiswa lainnya tersebar dibeberapa tempat titik kost diseputaran kampus UMS. mahasiswa-mahasiswa ini mengambil studi di beberapa Universitas di Surakarta seperti Universitas Muhammadiyah Surakarta, IAIN Surakarta, Universitas Sebelas Maret dan Politeknik  Kesehatan Surakarta serta tersebar disegala jurusan.

Kamis, 05 Desember 2013

Sejarah Aceh Dijuluki Serambi Mekkah


Baiturrahman Atjeh
Negeri Aceh pada abad ke 15 M pernah mendapat gelar yang sangat terhormat dari umat Islam nusantara. Negeri ini dijuluki “Serambi Makkah” sebuah gelar yang penuh bernuansa keagamaan, keimanan, dan ketaqwaan. Menurut analisis pakar sejarawan, ada 5 sebab mengapa Aceh menyandang gelar mulia itu.

Pertama, Aceh merupakan daerah perdana masuk Islam di Nusantara, tepatnya di kawasan pantai Timur, Peureulak, dan Pasai. Dari Aceh Islam berkembang sangat cepat ke seluruh nusantara sampai ke Philipina. Mubaligh-mubaligh Aceh meninggalkan kampung halaman untuk menyebarkan agama Allah kepada manusia. Empat orang diantara Wali Songo yang membawa Islam ke Jawa berasal dari Aceh, yakni Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ngampel, Syarif Hidayatullah, dan Syeikh Siti Jenar.

Kedua, daerah Aceh pernah menjadi kiblat ilmu pengetahuan di Nusantara dengan hadirnya Jami’ah Baiturrahman (Universitas Baiturrahman) lengkap dengan berbagai fakultas. Para mahasiswa yang menuntut ilmu di Aceh datang dari berbagai penjuru dunia, dari Turki, Palestina, India, Bangladesh, Pattani, Mindanau, Malaya, Brunei Darussalam, dan Makassar.

Ketiga, Kerajaan Aceh Darussalam pernah mendapat pengakuan dari Syarif Makkah atas nama Khalifah Islam di Turki bahwa Kerajaan Aceh adalah “pelindung” kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Nusantara. Karena itu seluruh sultan-sultan nusantara mengakui Sulatan Aceh sebagai “payung” mereka dalam menjalankan tugas kerajaan.

Keempat, daerah Aceh pernah menjadi pangkalan/pelabuhan Haji untuk seluruh nusantara. Orang-orang muslim nusantara yang naik haji ke Makkah dengan kapal laut, sebelum mengarungi Samudra Hindia menghabiskan waktu sampai enam bulan di Bandar Aceh Darussalam. Kampung-kampung sekitar Pelanggahan sekarang menjadi tempat persinggahan jamaah haji dulunya.
Kelima, banyak persamaan antara Aceh (saat itu) dengan Makkah, sama-sama Islam, bermazhab Syafi’i, berbudaya Islam, berpakaian Islam, berhiburan Islam, dan berhukum dengan hukum Islam. Seluruh penduduk Makkah beragama Islam dan seluruh penduduk Aceh juga Islam. Orang Aceh masuk dalam agama Islam secara kaffah (totalitas), tidak ada campur aduk antara adat kebiasaan dengan ajaran Islam.

SUMBER: #kabar aceh

Perjalanan Pertama Orang Prancis ke Hindia-Timur

Orang Indonesia N Orang Prancis


Pelayaran Verrazane dan pierre caunay dari honfleur kesumatra 1526-1529
Pada 15 juna 1926 dua kapal di bawah kemimpinan Verrazane meninggalkan pelabuhan honfleur Normandi,Prancis. Dengan tujuan mencapai kepulauan rempah yang mansyur mengikuti jalur pelayaran melalui samudar fasifik yang baru ditemukan 1519-1520 oleh Magellan. Setelah gagal mencapai tanjung Magellan.Verrazane memutuskan untuk menuruskan perjalanannya dan menyebrangi bagian selatan samudra atlantik barat, lalu memasuki samudara hindia, dengan mengikuti tiupan angina timur, keberhasilan yang baru akan terulang lagi pada awal abad ke-18. Tapi, para awak kapal yang sudah kelelahan dan tidak mendapatkan bayaran dalam perjalanan yang sia-sia itu memutuskan untuk memberontak. Mereka menuntut agar paling tidak satu di antara dua kapal itu tidak melanjutkan perjalanan lebih jauh lagi. Akhirnya pada musim panas 1527, awak kapal itu melihat garis pantai Sumatra. Pelayaran tersebut di lakukan dua tahun sebelum pelayaran parmenteir bersaudara yang di akui sebagai orang prancis pertama yang berhasil mencapai Hindia-timur.
Ketika menginjak kakinya di aceh, para pelaut prancis disambut dingin dan jumlah awak kapal termasuk kapten kapal terbunuh dalam pertempuran dalam mealawan orang-orang pribumi. Tewasnya orang penting yang dapat memimpin perjalanan kapal dengan baik merupakan pertanda buruk bagi perjalanan pulang mereka. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan hingga kepulauan Maluku yang masyur dan kembali keperancis dengan mengambil jalan barat yang lebih singkat. Kapal berhasil melewati kepulauan Maladewa. Akhirnya orang-orang perancis tersebut menjadi orang pertama yang sampai di pulau besar madagaskar . sayangnya, pada saat mereka memutuskan untuk meneruskan perjalanan, pada akhir tahun 1527. Kapal mereka terdampar di pasir pantai dan tidak mungkin lagi di pindahkan. Sebanyak dua belas pelaut yang terdampar membangun rakit darurat dari rerentuhan kapal dengan putus asa. Mereka terserat arus kea rah pantai Mozambik. Pada 18 juni 1528, para pelaut yang telah kehabisan tenaga itu tiba di sana dengan pakaian compang-camping dan hanya memiliki persediaan makanan sisa yang kurang layak.
Orang-orang prancis di tangkap oleh orang portugis. Setelah itu, kita kehilangan jejak mereka . Namun demikian, Verrazane yang berhasil kembali ke prancis menyewa kapal lain yang bernama La Mariedu Bon secours di bawah Kapten Jean Breuihly de Fumay dan di bantu oleh seseoarang mualim portugis. Kapal tersebut di kirim kepada tempat 0arang-orang terdampar untuk menemukan mereka yang selamat. Ia berhasil mencapai tanjung harapan, kemudian pulau ZanZibar. Kemudian kapal tertangkap oleh piha berwewenang Portugis pada saat mencapai pantai India. Awak dan harta yang di angkutnya hilang.
Belum jera dengan kegagalannya tersebut,  pada tahun 1529 juragan kapal besal Jean Ango memutuskan untuk sekali lagi membiayai perjalanan berikutny.